UJI AKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK ETANOL UMBUT BATANG ROTAN (Calamus rotang L.) TERHADAP MENCIT PUTIH (Mus musculus) JANTAN GALUR SWISS WEBSTER
Isi Artikel Utama
Abstrak
Diuretik adalah obat yang bekerja pada ginjal untuk meningkatkan ekskresi air dan natrium klorida. Diuretik digunakan untuk mengurangi edema pada gagal jantung kongestif, beberapa penyakit ginjal dan sirosis hepatis serta terapi hipertensi. Salah satu tumbuhan obat tradisional yang diduga memiliki aktivitas sebagai diuretik adalah tumbuhan rotan (Calamus rotang L.). Tumbuhan rotan (Calamus rotang L.) memiliki metabolit sekunder berupa flavonoid, alkaloid dan saponin dimana flavonoid mempunyai aktivitas biologis sebagai diuretik dengan cara menghambat ko-transpor dan menurunkan reabsorbsi ion Na+, K+ dan Cl- sehingga terjadi peningkatan elektrolit di tubulus dan terjadilah diuresis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ekstrak etanol umbut batang rotan (EEUMBR) memiliki aktivitas sebagai diuretik terhadap mencit putih (Mus musculus) jantan. Penelitian dilakukan terhadap 5 kelompok uji yaitu kelompok I sebagai kontrol negatif ( Na.CMC 0,5%), kelompok II sebagai kontrol positif (furosemid 52 mg/kgbb), kelompok III sebagai kelompok EEUMBR 0,25 g/kgbb, kelompok IV sebagai kelompok EEUMBR 0,5 g/kgbb dan kelompok V kelompok EEUMBR 1 g/kgbb. Data diperoleh dengan melakukan pengamatan pada volume urin yang diekskresikan selama 6 jam. Hasil pengamatan menunjukkan jumlah volume urin yang diekskresikan kelompok EEUMBR lebih banyak dari kelompok kontrol negatif yaitu 1,39 mL (EEUMBR 0,25 g/kgbb), 1,47 mL (EEUMBR 0,25 g/kgbb), 1,69 mL (EEUMBR 0,25 g/kgbb) sedangkan kelompok kontrol negatif sebanyak 1,12 mL. Hasil analisa statistik menunjukkan kelima kelompok percobaan memiliki perbedaan yang bermakna dengan nilai sig 0,02 (p<0,05). Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol umbut batang rotan memiliki aktivitas sebagai diuretik.
Rincian Artikel
Referensi
Depkes RI. (2000). Acuan Sediaan Herbal. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
Hanani, E. (2015). Analisis Fitokimia. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar). (2018). Penyajian Pokok-Pokok Hasil Riset Kesehatan dasar 2018. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
Kurniati, N. F., Suwandi, D. W., Yuniati, S. (2018). Aktivitas Mukolitik Kombinasi Ekstrak Etanol Daun Kemangi dan Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah. Pharmaceutical Sciences and Research. Volume 5, edisi 1, 7-13.
Maryam, S., Evrianto, T.D., Hayati, D. (2020). Uji Efektivitas Diuretik Ekstrak Etanol Daun Gedi (Abelmoschus manihot L.) pada Mencit Putih Jantan Galur Swiss Webster. Jurnal Sabdariffarma. Volume 6, edisi 1, 43-50.
Neal, MJ. (2005). At a Glance Farmakologi Medis. ed 5. Erlangga. Jakarta.
Nurihardiyanti, Yuliet, Ihwan. (2015). Aktivitas Diuretik Kombinasi Ekstrak Biji Pepaya (Carica papaya L.) dan Biji Salak (Salacca zalacca varietas zalacca (Gaert.) Voss) pada Tikus Jantan Galur Wistar (Rattus norvegicus L.). Galenika Journal of Pharmacy. Volume 1, edisi 2, 105-112.
Ripa, F. A., Dash, P. R., Podder, A. K. (2016). Aktivitas Anti-diare dan Hipoglikemik Ekstak Metanol Calamus rotang L pada Tikus. Jurnal Penelitian Farmakognosi. Volume 3, edisi 2, 33-40.
Rivai, H., Nanda, P.E., Fadhilah, H. (2014). Pembuatan dan Karakterisasi Ekstrak Kering Daun Sirih Hijau (Piper betle L.). Jurnal Farmasi Higea. Volume 6, edisi 2, 133-144.
Siswandono, Soekardjo. (1995). Kimia Medisinal. Airlangga University Press. Surabaya.
Syafitri, N.E.,Bintang, M., Falah,S. (2014). Kandungan Fitokimia, Total Fenol dan Total Flavonoid Ekstrak Buah Harendong (Melastoma affine D,Don), Current Biochemistry, Volume 1, edisi 3, 105-115.